Roblox Kini Lebih Ketat: Konten Tanpa Rating Dibatasi, Anak Cuma Bisa Main yang Aman-Aman Saja

Kalau kamu punya anak atau keponakan yang hobi main game, pasti sudah nggak asing lagi dengan Roblox. Platform yang dulu dipuji karena memungkinkan anak-anak berkreasi, bikin game sendiri, dan main bareng teman-teman dari seluruh dunia, kini sedang menghadapi badai kritik — terutama soal keamanan anak.

Dulu, Roblox dianggap seperti taman bermain digital yang aman. Tapi seiring waktu, taman itu ternyata punya gang-gang gelap yang bisa dimasuki siapa saja. Dan sekarang, Roblox akhirnya ngeri juga — mereka mulai memperketat aturan. Tidak main-main, mereka baru saja mengumumkan serangkaian kebijakan baru yang langsung bikin para orang tua bisa sedikit lega — atau setidaknya, tidak langsung panik tiap kali anak buka aplikasinya.

Batasi Konten Tanpa Rating: Hanya Developer dan Mitra yang Bisa Akses

Mulai sekarang, Roblox akan membatasi akses ke konten yang belum mendapat rating usia resmi. Artinya, kalau sebuah game atau pengalaman di platform itu belum diverifikasi secara resmi dari sisi usia, maka tidak sembarang orang bisa masuk.

Yang menarik? Dulu, pengguna berusia 13 tahun ke atas masih bisa bebas mengeksplorasi konten tanpa rating. Sekarang? Tidak lagi. Hanya developer dan mitra resmi Roblox yang diizinkan membuka konten semacam itu — dan itu pun untuk tujuan pengembangan atau moderasi, bukan buat main-main.

Langkah ini jelas ditujukan untuk mencegah anak-anak terpapar konten tidak pantas, entah itu kekerasan, bahasa kasar, atau interaksi yang mengarah ke eksploitasi. Soalnya, selama ini, sistem moderasi Roblox sering dikritik karena terlalu bergantung pada laporan pengguna, bukan deteksi proaktif.

Ruang Tidur dan Klub Malam Virtual? Harus 17+ dan Verifikasi Diri

Tapi Roblox tidak berhenti di situ. Mereka juga mulai overthinking soal latar tempat. Ya, kamu tidak salah baca. Sekarang, konten yang menampilkan ruang pribadi seperti kamar tidur atau kamar mandi akan diperlakukan secara khusus.

Siapa yang bisa masuk? Hanya pengguna berusia minimal 17 tahun yang sudah melakukan verifikasi identitas. Jadi, tidak bisa lagi pura-pura tua hanya dengan bikin akun dan ganti tanggal lahir. Roblox kini ingin tahu: kamu benar-benar siapa?

Aturan serupa juga berlaku untuk game dengan latar yang dianggap “dewasa”, seperti bar virtual, klub malam, atau tempat kencan online yang dibuat ala Roblox. Ya, kamu baca benar — ada yang bikin klub malam dan tempat kencan di Roblox. Dunia digital memang kadang lebih liar dari imajinasi kita.

Roblox bilang, ini semua demi mencegah interaksi yang tidak pantas, terutama yang melibatkan anak-anak. Mereka menyadari bahwa fitur chat, voice, dan private server bisa jadi celah bagi predator digital. Dan daripada terus-terusan kena gugatan, mending mereka ambil langkah tegas — walau agak terlambat.

Sistem Otomatis Akan Pantau Server Bermasalah

Selain pembatasan akses, Roblox juga memperkenalkan sistem deteksi otomatis yang bisa mengidentifikasi aktivitas mencurigakan atau konten yang melanggar aturan. Misalnya, kalau ada server yang sering muncul laporan bullying, grooming, atau konten seksual, maka sistem akan langsung menjadwalkan peninjauan.

Server yang terbukti sering melanggar? Ditutup sementara, sampai pengembangnya memperbaiki semuanya. Ini semacam “hukuman rumah” buat developer nakal. Harapannya, ini bikin para pembuat konten mikir dua kali sebelum bikin sesuatu yang bisa membahayakan pengguna muda.

“Kami selalu memperbarui sistem moderasi kami untuk mencegah perilaku berbahaya dan eksploitasi,” kata pihak Roblox. Kalimat yang terdengar sangat mulia — dan juga sangat harusnya dari dulu.

Di Indonesia, Roblox Ditegur: “Ikuti Aturan Perlindungan Anak!”

Tapi tekanan bukan cuma datang dari Amerika. Di Indonesia, Roblox juga sedang jadi sorotan. Baru-baru ini, Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, bertemu dengan perwakilan Roblox Asia Pasifik di Jakarta.

Intinya? “Main di negara orang, ikut aturan negara itu,” kata Meutya — meskipun tidak secara harfiah. Dalam pertemuan itu, dia menekankan pentingnya Roblox mematuhi regulasi perlindungan anak di Indonesia, terutama terkait konten dan interaksi daring.

Beberapa waktu lalu, bahkan Kementerian Pendidikan sempat mengeluarkan imbauan agar siswa tidak memainkan Roblox. Alasannya? Banyak orang tua dan guru yang khawatir anak-anak terpapar konten negatif atau terlibat interaksi yang tidak sehat.

Belum lagi, isu pemblokiran sempat mengemuka. Meski hingga kini belum ada keputusan final, pemerintah mengatakan pemblokiran masih dalam kajian. Jadi, Roblox, hati-hati — kamu sedang di ujung tanduk.

Apakah Ini Cukup?

Tentu, langkah yang diambil Roblox patut diapresiasi. Membatasi konten tanpa rating, memperketat akses ke konten sensitif, dan memperkuat moderasi otomatis adalah langkah ke arah yang benar. Tapi pertanyaannya: apakah ini cukup?

Karena, sejauh ini, banyak dari kebijakan ini terasa seperti respons terhadap tekanan hukum dan publik, bukan inisiatif proaktif. Gugatan dari Jaksa Agung Louisiana, tekanan dari pemerintah Indonesia, sorotan media — semua ini seperti cambuk yang akhirnya bikin Roblox terbangun dari tidur nyenyaknya.

Lagipula, selama model bisnis mereka masih mengandalkan kreator bebas dan ekosistem user-generated content, akan selalu ada celah. Tidak mungkin sistem otomatis bisa menangkap 100% pelanggaran. Tidak semua orang tua bisa atau mau mengaktifkan parental control. Dan tidak semua anak paham bahaya dari private chat dengan orang asing.

Penutup: Harapan di Balik Kebijakan Baru

Meski terlambat, setidaknya Roblox akhirnya mulai serius soal keamanan anak. Dengan kebijakan baru ini, harapannya, anak-anak bisa tetap menikmati kreativitas dan sosialisasi di Roblox — tanpa harus terpapar hal-hal yang seharusnya belum mereka lihat.

Namun, tanggung jawab bukan cuma ada di tangan Roblox. Orang tua juga perlu lebih aktif memantau aktivitas digital anak. Pemerintah harus terus mengawasi. Dan kita, sebagai pengguna, harus lebih kritis — terutama kalau lihat sesuatu yang mencurigakan, laporkan.

Soalnya, dunia digital itu seperti hutan: indah, penuh petualangan, tapi juga penuh bahaya yang tak terlihat. Dan anak-anak butuh pemandu, bukan cuma akses tanpa batas.

Jadi, selamat datang di era Roblox yang lebih ketat. Semoga kali ini, mereka benar-benar menjaga janjinya: main aman, main seru, tanpa harus khawatir.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top